Highlights

14 September 2023

Produk Permasalahan Debu Di Musim Kemarau

Dampak perubahan iklim telah menyebabkan musim kemarau disertai cuaca panas melanda berbagai wilayah di Indonesia. Musim kemarau saat ini diperkirakan akan berakhir di awal November di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, sementara di bagian Nusa Tenggara baru akan berakhir di akhir Desember. Sumber mata air yang mengering dan kebakaran marak terjadi hingga sulit untuk dihentikan. Ditambah lagi dengan isu polusi di daerah tertentu yang membuat kotornya lingkungan semakin tidak terkendali. Tak terkecuali daerah-daerah tambang yang pastinya menghasilkan debu dengan jumlah banyak dari kendaraan operasional dan kegiatan pertambangan.

Debu Hasil Dari Musim Kemarau

Debu menjadi permasalahan lingkungan yang ramai dibahas belakangan ini. Polusi udara yang dihasilkan semakin memburuk hingga menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit terhadap masyarakat yang menghirupnya. Selain daerah kota-kota besar, daerah pertambangan juga mengalami hal serupa. Debu dari kegiatan tambang lama kelamaan akan menumpuk dan memadat di udara hingga menjadi polutan. 

Salah satu sumber yang banyak menghasilkan debu yaitu jalanan angkut tambang. Kepulan debu berasal dari jalanan yang dilintasi oleh kendaraan-kendaraan besar tambang yang berlalu lalang. Beragam faktor menentukan banyaknya debu ini. Aktivitas tambang yang ramai jelas akan menghasilkan debu yang lebih banyak.

Musim kemarau yang berlangsung tidak bisa banyak membantu menetralkannya. Sebaliknya, debu akan semakin mengepul apalagi saat tidak kunjung turun hujan. Debu yang tak terkendali perlahan akan merugikan perusahaan. Mulai dari adanya kemungkinan terjadi kecelakaan akibat pandangan terhalang hingga kesehatan pekerja tambang yang terganggu.

Netralkan Debu Menggunakan Chemicals

Penyiraman dengan air biasa tentu tidak cukup. Air biasa yang disiram ke area debu hanya akan bertahan selama 30 menit. Solusi ini dinilai boros dan tidak efisien jika dilihat dari jumlah air yang digunakan saat penyiraman serta bahan bakar solar pada water truk. Hal ini akan menyebabkan pengeluaran biaya handling dan operasional yang lebih besar. Pengguaan air biasa juga bisa menyebabkan jalan menjadi licin dan berbahaya. 

Road Dust Suppressant Agent akan menjadi chemical yang cocok untuk menangani masalah ini. Penanganan debu akan lebih efektif jika menggunakan penggunaan chemical. Penyiraman dengan menggunakan chemical khusus akan bertahan selama lebih dari 3 jam, sehingga pengunaan produk Road Dust Suppressant Agent akan meminimalisir biaya handling dan operasional yang harus dikeluarkan serta aman karena tidak membuat jalan menjadi licin. Disamping itu, produk ini sendiri merupakan produk yang ramah lingkungan, aman bagi kesehatan, serta tidak menimbulkan korosif pada semua peralatan.

PT Green Chemicals Indonesia memformulasikan produk Road Dust Suppressant Agent yang merupakan campuran polimer dan mempunyai daya rekat yang tinggi sehingga mengikat partikel halus (debu) supaya tidak beterbangan. Beberapa hal yang perlu diamati dari penggunaan produk ini adalah rutinnya penyiraman dan intensitas kendaraan tambang yang lewat. Produk ini dikembangkan untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja dan dampak gangguan kesehatan yang timbul akibat debu jalan yang berlebihan.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk Road Dust Suppressant Agent, atau Chemicals Product lainnya, PT Green chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami kami melalui  Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id


Latest News

Highlights 07 November 2025

Korosi pada Pipa? Jangan Tunggu Sampai Bocor!

Korosi pada pipa adalah salah satu penyebab utama kerusakan sistem industri yang sering luput dari perhatian. Proses ini terjadi secara perlahan namun pasti. Logam bereaksi dengan lingkungan hingga kekuatannya melemah dan akhirnya menyebabkan kebocoran. Faktanya, lebih dari 60% kebocoran pipa industri disebabkan oleh korosi yang tidak terdeteksi sejak dini.

Masalah ini tidak hanya dialami oleh satu sektor saja. Industri minyak dan gas, pengolahan air, kimia, hingga manufaktur, semuanya berhadapan dengan risiko korosi yang sama. Akibatnya, perusahaan dapat mengalami kerugian besar: mulai dari biaya perbaikan, downtime operasional, hingga potensi pencemaran lingkungan yang membahayakan keselamatan kerja.

Korosi pada Pipa

Korosi merupakan reaksi kimia antara logam dan lingkungannya yang perlahan mengikis kekuatan material. Ketika logam bereaksi dengan air, udara, atau zat kimia di sekitarnya, terjadi proses degradasi yang membuat struktur pipa melemah dari waktu ke waktu. Dalam dunia industri, korosi bisa muncul dalam berbagai bentuk:

  • Korosi seragam (Uniform Corrosion), terjadi merata di seluruh permukaan pipa, mampu mengurangi ketebalan dinding.
  • Korosi lokal atau pitting, berbentuk lubang-lubang kecil yang bisa menembus pipa dan menyebabkan kebocoran fatal.
  • Korosi galvanic, muncul ketika dua logam berbeda bersentuhan dalam lingkungan elektrolit, memicu salah satu logam terkorosi lebih cepat.
  • Korosi di bawah lapisan (Under Deposit Corrosion), korosi tersembunyi yang sulit dideteksi, biasanya terjadi di area tertutup kotoran, kerak, atau sedimen.

Korosi dapat ditemukan di berbagai sektor industry seperti pipa air yang mengalirkan fluida bertekanan, pipa minyak di area eksplorasi, hingga pipa kimia yang menyalurkan bahan korosif. Semua memiliki risiko yang sama jika pengendalian korosi tidak dilakukan dengan tepat.

Penyebab Umum Korosi

1.Faktor lingkungan

Kelembapan tinggi, kadar oksigen berlebih, perubahan pH, hingga kandungan garam di udara atau air menjadi pemicu utama korosi. Suhu yang ekstrem mempercepat reaksi kimia antara logam dan lingkungannya, membuat pipa lebih cepat melemah.

2. Faktor operasional

Tekanan tinggi dan fluida yang mengandung bahan kimia agresif mempercepat laju korosi dari dalam pipa. Setiap gesekan, perubahan suhu mendadak, atau aliran turbulen berlebih turut memperparah kondisi permukaan logam.

3. Kesalahan desain atau material

Sering kali masalah berawal dari sini. Pemilihan logam yang tidak sesuai dengan karakteristik fluida. Desain yang menyisakan area lembap menjadi titik awal kerusakan.

4. Kurangnya inspeksi dan perawatan rutin

Tanpa inspeksi berkala, tanda-tanda awal korosi sering terlewat. Lapisan pelindung menipis, kerak mulai menumpuk, dan perlahan sistem kehilangan kekuatannya. Hingga akhirnya, kebocoran pun tak bisa dihindari.

Solusi dan Pencegahan Korosi: Melindungi Pipa Sebelum Terlambat

Pembersihan korosi perlu dilakukan untuk menjaga keandalan sistem, keselamatan kerja, dan berjalannya operasional. Ada banyak strategi yang bisa diterapkan agar korosi tidak sempat berkembang menjadi kerusakan besar.

1. Pemilihan material tahan korosi

Langkah pertama dimulai dari desain. Gunakan material yang sesuai dengan karakteristik fluida dan lingkungannya seperti stainless steel, pipa berlapis, atau material komposit. Pemilihan bahan yang tepat akan mengurangi risiko reaksi kimia antara logam dan media yang dialirkan.

2. Pelapisan dan coating pelindung

Lapisan pelindung berfungsi sebagai penghalang utama antara logam dan lingkungan. Coating berbasis epoxy, zinc-rich, atau polymer dapat memperpanjang umur pipa dengan mencegah kontak langsung dengan air, udara, dan bahan kimia korosif.

3. Cathodic protection (proteksi katodik)

Metode ini menggunakan arus listrik atau logam pengorbanan (sacrificial anode) untuk melindungi pipa dari korosi. Sistem ini banyak digunakan pada pipa bawah tanah, jalur gas, atau pipa di lingkungan laut yang memiliki tingkat korosivitas tinggi.

4. Program inspeksi dan maintenance terjadwal

Tidak ada perlindungan yang sempurna tanpa perawatan rutin. Inspeksi terjadwal, evaluasi hasil monitoring, dan tindakan korektif cepat adalah kunci untuk memastikan setiap sistem pipa tetap beroperasi dengan aman dan efisien.

5. Penggunaan inhibitor korosi (chemical treatment)

Inhibitor bekerja secara kimiawi untuk memperlambat reaksi korosi di dalam sistem. Penambahan bahan kimia tertentu ke dalam fluida proses dapat menetralkan zat agresif dan menjaga stabilitas permukaan logam.

Penggunaan Chemical Treatment

Penggunaan chemical treatment bukan hanya melindungi pipa dari karat, tapi juga menjaga performa sistem agar tetap optimal. Inhibitor korosi bekerja secara aktif menghambat reaksi kimia penyebab kerusakan logam.

1.Greencorr AR-50 -  Perlindungan Anti Karat Jangka Panjang

Cairan anti karat (antirust) yang diformulasikan secara khusus untuk mencegah korosi dan karat pada permukaan logam dalam jangka waktu lama. Produk ini memberikan perlindungan optimal bahkan di kondisi luar ruangan, menjaga komponen logam tetap bersih dan bebas karat setelah terpapar uap, air, larutan garam, maupun larutan basa. Ideal digunakan untuk melindungi mesin, peralatan industri, dan komponen logam selama penyimpanan atau operasi di lingkungan lembap.

2.Greenrust RR-100  - Pembersih Karat untuk Logam

Cleaner dengan formula khusus yang dirancang untuk menghilangkan karat secara efektif dari permukaan logam. Mengandung cleaning agent dan asam yang terbukti efektif, produk ini tidak hanya membersihkan karat dengan cepat tetapi juga meningkatkan kekuatan permukaan logam

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk Greencorr AS-Series dan Greenrust RR-Series, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

 

 

 

Read More
Highlights 15 October 2025

Road Dust Suppressant, Solusi Kendalikan Debu Jalan Tambang

Road dust suppressant menjadi solusi utama dalam menghadapi tantangan debu di area pertambangan, terutama pada jalan tambang dan jalur hauling.  Setiap kali alat berat melintas atau angin berhembus, partikel halus beterbangan dan menimbulkan kabut debu yang mengganggu pandangan serta menurunkan kualitas udara. Dampaknya tidak bisa dianggap remeh: kesehatan pekerja terancam, lingkungan sekitar tercemar, dan efisiensi operasional terganggu akibat menurunnya visibilitas. Tak hanya itu, kepatuhan terhadap regulasi lingkungan pun menjadi perhatian serius.

Tantangan dalam Mengendalikan Debu

Jalan tambang yang setiap hari dilalui alat berat dan truk hauling selalu menjadi sumber utama debu dalam jumlah besar, terutama saat musim kemarau. Minimnya curah hujan membuat jalanan kering, gersang, dan mudah menimbulkan debu yang beterbangan ke segala arah. Partikel halus dari tanah, pasir, bahkan debu batubara mudah beterbangan, terutama saat proses pengangkutan dan penyimpanan. Tak hanya mengganggu pandangan, debu juga dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan dan kesehatan pekerja, serta menurunkan efisiensi operasional akibat berkurangnya visibilitas.

Penyiraman jalan menggunakan air memang merupakan cara paling umum untuk mengurangi debu. Namun, metode ini membutuhkan konsumsi air dalam jumlah besar serta penyiraman yang harus sering dilakukan, sehingga justru meningkatkan biaya operasional. Dalam kondisi seperti ini, road dust suppressant hadir sebagai solusi yang lebih efisien untuk mengendalikan debu secara efektif tanpa pemborosan sumber daya.

Apa Itu Road Dust Suppressant?

Banyak perusahaan tambang masih mengandalkan metode penyiraman air (water spraying) untuk menekan debu di area operasional. Cara ini memang sederhana dan cepat, namun efektivitasnya tidak bertahan lama. Dalam waktu singkat setelah penyiraman, air akan menguap akibat panas matahari atau aktivitas kendaraan berat, sehingga debu kembali beterbangan. Akibatnya, penyiraman harus dilakukan berulang kali dalam sehari, membutuhkan volume air yang sangat besar serta biaya tambahan untuk bahan bakar, tenaga kerja, dan perawatan kendaraan tangki air. Kondisi ini membuat biaya operasional meningkat, sementara hasilnya tidak selalu optimal.

Di sinilah road dust suppressant hadir sebagai solusi yang lebih efisien. Produk ini bekerja secara kimiawi dengan mengikat partikel halus di permukaan jalan agar tidak mudah terlepas ke udara. Road dust suppressant mampu menjaga kelembapan tanah lebih lama dan menstabilkan struktur jalan, bahkan di bawah kondisi lalu lintas alat berat dan cuaca kering. Selain menekan frekuensi penyiraman dan konsumsi air, penerapan road dust suppressant secara tidak langsung juga menghemat bahan bakar alat berat, dan mendukung kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.

Greendust DPA-Series

Greendust DPA-Series merupakan road dust suppressant dari PT Green Chemicals Indonesia yang berbasis campuran polimer dan dirancang untuk menangani permasalahan debu, terutama pada jalan hauling di area pertambangan. Produk ini dikembangkan untuk membantu perusahaan tambang mengurangi risiko kecelakaan kerja serta dampak kesehatan yang disebabkan oleh paparan debu berlebih di lingkungan operasional. Greendust DPA-Series bekerja dengan cara mengikat partikel debu di permukaan jalan sehingga tidak mudah terangkat oleh angin maupun lalu lintas alat berat. Beberapa manfaat yang diperoleh dari produk ini yaitu:

  • Aman dan mudah digunakan
  • Tidak korosif dan aman untuk semua peralatan
  • Ramah lingkungan
  • Memaksimalkan kegiatan operasional di lapangan
  • Memberikan efek akumulatif dengan penggunaan rutin dan berulang
  • Membantu mengurangi jalan yang licin saat hujan
  • Dosis yang variatif sesuai dengan kebutuhan

Sebelum Greendust DPA-Series digunakan secara rutin, diperlukan tahap initial treatment terlebih dahulu. Initial treatment adalah proses penyiraman awal yang bertujuan untuk membentuk lapisan pengikat debu di permukaan jalan, sehingga efektivitas penekanan debu dapat maksimal dan bertahan lebih lama. Untuk initial treatment, Greendust DPA-99 disarankan disemprotkan sebanyak 3–4 kali dalam satu hari menggunakan water tank truck. Setelah lapisan terbentuk, treatment selanjutnya dilakukan dengan penyiraman 1–3 kali dalam satu hari, tergantung pada kondisi jalan, cuaca, dan intensitas lalu lintas alat berat.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk road dust suppressant, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

 

Read More
Highlights 24 September 2025

Passivation Chemical Treatment, Perlindungan Logam pada Cooling Water System

Passivation bukan sekadar istilah teknis dalam dunia perawatan sistem industri, melainkan langkah penting yang menentukan seberapa andal sebuah Cooling Water System dapat bertahan dalam jangka panjang. Sebagai jantung dari proses pendinginan, sistem ini berperan menjaga stabilitas suhu pada berbagai peralatan penting seperti kondensor hingga heat exchanger agar operasional industri tetap efisien dan aman.

Namun, realitanya tidak sesederhana itu. Cooling water system selalu berhadapan dengan tantangan yang kompleks: korosi yang menggerogoti logam, scaling yang menurunkan efisiensi perpindahan panas, serta fouling yang memperburuk kualitas aliran air. Jika dibiarkan, masalah-masalah ini dapat menimbulkan kerusakan serius, downtime produksi, bahkan lonjakan biaya perawatan.

Di sinilah pentingnya perlindungan logam. Tanpa perlindungan yang memadai, umur pakai sistem pendingin menjadi lebih singkat dan risiko operasional meningkat. Sebaliknya, dengan strategi perlindungan yang tepat, industri tidak hanya memperpanjang masa pakai peralatan, tetapi juga memastikan keberlanjutan operasional yang lebih efisien.

Pelindungan Permukaan Logam pada Cooling Water System

Pemilihan material logam cukup krusial karena langsung memengaruhi ketahanan dari peralatan. Setiap jenis logam memiliki karakteristik unik, baik dari sisi biaya, kekuatan, maupun ketahanan terhadap korosi dan fouling.

  • Besi (Fe). Digunakan secara luas karena mudah diperoleh dan murah. Namun, besi murni sangat rentan terhadap korosi sehingga jarang dipakai tanpa perlindungan tambahan.
  • Baja (Carbon Steel & Stainless Steel). Carbon steel banyak digunakan karena harganya terjangkau dan memiliki kekuatan mekanis yang baik. Meski begitu, sifatnya kurang tahan terhadap korosi sehingga sering membutuhkan coating. Sebaliknya, stainless steel menawarkan ketahanan korosi lebih baik, meski biayanya lebih tinggi.
  • Tembaga (Cu) dan Paduannya (Brass, Cu-Ni). Tembaga dan paduannya terkenal memiliki konduktivitas termal tinggi sehingga efektif dalam transfer panas. Brass banyak dipakai pada kondensor, sedangkan paduan Cu-Ni memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap lingkungan laut atau air dengan kandungan garam tinggi.

Pada praktiknya, tidak ada satu jenis logam yang mampu memenuhi semua kebutuhan cooling water system secara sempurna. Logam dengan harga lebih murah, seperti carbon steel, memang menarik dari sisi investasi awal, namun sifatnya lebih rentan terhadap korosi sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk perawatan. Sebaliknya, logam dengan ketahanan korosi tinggi, misalnya stainless steel atau paduan tembaga-nikel, memiliki umur pakai lebih panjang dan performa lebih stabil, tetapi harganya jauh lebih tinggi sehingga sering kali memberatkan dari sisi anggaran. 

Selain itu, ada pula pertimbangan kemampuan termal. Logam seperti tembaga unggul dalam menghantarkan panas, sehingga meningkatkan efisiensi sistem, namun tidak selalu cocok dipakai di semua kondisi air. Inilah sebabnya, pemilihan material untuk cooling water system biasanya merupakan hasil kompromi antara faktor biaya, ketahanan terhadap kerusakan, dan kebutuhan termal sesuai kondisi operasional masing-masing industri.

Passivation Agent

Sebagai langkah pencegahan korosi sejak dini, penggunaan passivation agent menjadi salah satu solusi dalam pengelolaan cooling water system. Salah satu produk yang direkomendasikan adalah Greencool PV-Series, yang diformulasikan khusus untuk sistem pendingin baik tipe open maupun closed system.

Greencool PV-Series bekerja dengan membentuk lapisan pasif pelindung pada permukaan logam seperti besi, baja, dan tembaga. Lapisan ini mencegah terjadinya korosi awal yang kerap muncul setelah proses cleaning atau pada fase start-up sistem baru. Beberapa manfaat utama Greencool PV-Series:

  • Mencegah korosi primer pada fase awal pengoperasian sistem.
  • Menstabilkan permukaan logam setelah pembersihan kimia.
  • Memperpanjang masa pakai sistem pendingin.
  • Mengoptimalkan efektivitas program chemical treatment lanjutan.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk passivation agent cooling water system, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

Read More