Highlights

27 May 2024

Air bekas cucian tambang dipake lagi? Emang bisa?

Pertambangan membutuhkan banyak air dalam proses operasionalnya, seperti pencucian bijih, penggalian, dan pemisahan mineral. Aktivitas ini menghasilkan air limbah yang mengandung kontaminan seperti partikel padat, logam berat, dan bahan kimia berbahaya. Air bekas cucian tambang sering dianggap sebagai masalah lingkungan serius. Namun, air limbah tambang ternyata bisa diolah dan digunakan kembali. Dengan teknik pengolahan yang tepat, air ini dapat dimurnikan hingga aman untuk digunakan lagi, mengurangi dampak lingkungan, dan menghemat sumber daya air.

Air bekas cucian tambang

Air bekas cucian tambang atau yang biasa disebut air limbah tambang atau air proses tambang, adalah air yang telah digunakan dalam berbagai proses pertambangan dan mengandung berbagai kontaminan sebagai hasil dari aktivitas tersebut. Aktivitas pertambangan yang menghasilkan air bekas cucian termasuk pencucian bijih, penggalian, penggerusan, dan pemisahan mineral. Kontaminan sebagai hasil dari aktivitas pertambangan ini merujuk pada berbagai zat atau bahan yang mencemari air bekas cucian tambang akibat proses-proses yang terlibat dalam pertambangan. Beberapa jenis kontaminan yang umumnya ditemukan yaitu :

  • Partikel-partikel kecil dan lumpur yang berasal dari batuan yang diproses selama kegiatan pertambangan.
  • Logam-logam seperti besi, tembaga, seng, timbal, dan merkuri yang terlepas dari bijih dan batuan selama proses pertambangan dan pemisahan mineral.
  • Asam yang terbentuk ketika air dan udara bereaksi dengan mineral sulfida dalam batuan, menghasilkan asam sulfat yang dapat melarutkan logam berat dan kontaminan lainnya.
  • Berbagai garam terlarut yang dihasilkan dari proses pelindian (leaching) dan pencucian batuan, yang meningkatkan tingkat TDS dalam air.
  • Senyawa organik yang bisa berasal dari pelumas, bahan bakar, dan bahan kimia lain yang digunakan dalam peralatan pertambangan.

Kontaminan ini perlu diolah dan dihilangkan dari air limbah tambang untuk mencegah pencemaran lingkungan dan memastikan bahwa air yang dibuang atau digunakan kembali memenuhi standar kualitas yang aman.

Pengolahan air tambang

Kontaminan-komtaminan pada air tambang ini dapat diolah dan dihilangkan melalui berbagai metode pengolahan air limbah seperti :

  1. Pengendapan (Sedimentation).

Proses ini melibatkan penggunaan tangki penampungan di mana air limbah tambang dimasukkan. Saat air tersebut diam dalam tangki, gaya gravitasi menyebabkan partikel padat yang lebih berat untuk mengendap ke dasar tangki, sedangkan air yang lebih bersih akan tetap berada di bagian atas. Metode ini biasanya diterapkan untuk menghilangkan lumpur dan partikel padat besar yang terdapat dalam air limbah tambang. Dengan memisahkan partikel padat ini menggunakan gravitasi, air limbah yang dihasilkan akan menjadi lebih jernih dan lebih bersih, sehingga dapat diproses lebih lanjut dengan menggunakan metode pengolahan air tambahan.

  1. Koagulasi dan Flokulasi.

Bahan kimia koagulan ditambahkan untuk mengumpulkan partikel-partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar (flok) sehingga lebih mudah diendapkan atau disaring. Metode ini digunakan untuk menghilangkan partikel halus yang tidak dapat dihilangkan hanya dengan sedimentasi.  Pengunaan produk water clarifier merupakan salah satu contoh metode koagulasi flokulasi yang biasanya dipakai dalam penanganan air keruh.

Penggunaan produk water clarifier merupakan salah satu contoh dari metode koagulasi dan flokulasi yang biasanya dipakai dalam penanganan air keruh. Produk water clarifier ini adalah bahan kimia yang membantu membersihkan air dengan mengikat partikel-partikel kecil sehingga mereka bisa dihilangkan lebih mudah. Proses ini sangat penting dalam berbagai aplikasi pengolahan air, termasuk dalam industri pertambangan, untuk memastikan bahwa air yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diperlukan.

  1. Filtrasi

Menggunakan media filter untuk menyaring partikel-partikel kecil dari air adalah salah satu metode yang efektif dalam pengolahan air limbah, terutama dalam industri pertambangan. Media filter sangat baik dalam menghilangkan partikel-partikel tersuspensi seperti lumpur, tanah, atau bahan organik lainnya yang membuat air keruh. Selain itu, media filter juga dapat menghilangkan beberapa jenis kontaminan organik dan bahan kimia tertentu yang larut dalam air.

Khususnya dalam kasus pencucian mineral tambang, air limbah biasanya mengandung banyak partikel padat dan kontaminan dari proses penggalian dan penggerusan bijih. Dengan menggunakan media filter, air yang digunakan kembali atau dibuang menjadi lebih bersih dan tidak mengandung partikel berbahaya, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

  1. Pengendalian Asam Tambang

Netralisasi asam tambang dengan menggunakan bahan kimia basa seperti kapur (kalsium hidroksida) atau soda abu (natrium karbonat) untuk menaikkan pH dan mengendapkan logam berat. Biasanya digunakan untuk mengatasi masalah air asam tambang (AMD) dan mengurangi mobilitas logam berat.

Metal oxidizing agent merupakan chemical yang berfungsi untuk mengoksidasi logam berat dalam air asam tambang, membantu mengubahnya menjadi bentuk yang lebih mudah diendapkan atau dihilangkan dari air. Chemical berperan dalam mengendalikan pH air asam tambang dengan menetralkannya. Dengan mengurangi tingkat keasaman air dan menghilangkan logam berat terlarut, metal oxidizing agent membantu membersihkan air asam tambang dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Proses pengolahan ini sering digunakan secara kombinasi dalam sistem pengolahan air limbah yang terpadu untuk memastikan bahwa air yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan dapat dibuang atau digunakan kembali dengan aman. Pemilihan metode pengolahan juga bergantung pada jenis dan konsentrasi kontaminan yang ada dalam air limbah tambang serta tujuan penggunaan air yang sudah diolah.

Standar kualitas air tambang

Setelah melalui proses pengolahan yang tepat, air hasil cucian tambang bisa digunakan kembali untuk proses pertambangan. Penggunaan kembali ini tergantung pada tingkat pemurnian air dan kebutuhan. Namun, untuk memastikan bahwa air hasil pengolahan aman dan sesuai dengan penggunaan yang dimaksudkan, harus dilakukan pemantauan dan pengujian kualitas air secara teratur sesuai dengan standar berlaku. Beberapa parameter kualitas air yang biasanya diuji meliputi :

  • pH
  • kekeruhan
  • konsentrasi logam berat
  • Total Padatan Terlarut
  • Kandungan Bahan Kimia Beracun
  • Kandungan Mikroorganisme patogen

Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk-produk untuk menjernihkan kembali air bekas pencucian tambangPT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 


Latest News

Highlights 15 October 2025

Road Dust Suppressant, Solusi Kendalikan Debu Jalan Tambang

Road dust suppressant menjadi solusi utama dalam menghadapi tantangan debu di area pertambangan, terutama pada jalan tambang dan jalur hauling.  Setiap kali alat berat melintas atau angin berhembus, partikel halus beterbangan dan menimbulkan kabut debu yang mengganggu pandangan serta menurunkan kualitas udara. Dampaknya tidak bisa dianggap remeh: kesehatan pekerja terancam, lingkungan sekitar tercemar, dan efisiensi operasional terganggu akibat menurunnya visibilitas. Tak hanya itu, kepatuhan terhadap regulasi lingkungan pun menjadi perhatian serius.

Tantangan dalam Mengendalikan Debu

Jalan tambang yang setiap hari dilalui alat berat dan truk hauling selalu menjadi sumber utama debu dalam jumlah besar, terutama saat musim kemarau. Minimnya curah hujan membuat jalanan kering, gersang, dan mudah menimbulkan debu yang beterbangan ke segala arah. Partikel halus dari tanah, pasir, bahkan debu batubara mudah beterbangan, terutama saat proses pengangkutan dan penyimpanan. Tak hanya mengganggu pandangan, debu juga dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan dan kesehatan pekerja, serta menurunkan efisiensi operasional akibat berkurangnya visibilitas.

Penyiraman jalan menggunakan air memang merupakan cara paling umum untuk mengurangi debu. Namun, metode ini membutuhkan konsumsi air dalam jumlah besar serta penyiraman yang harus sering dilakukan, sehingga justru meningkatkan biaya operasional. Dalam kondisi seperti ini, road dust suppressant hadir sebagai solusi yang lebih efisien untuk mengendalikan debu secara efektif tanpa pemborosan sumber daya.

Apa Itu Road Dust Suppressant?

Banyak perusahaan tambang masih mengandalkan metode penyiraman air (water spraying) untuk menekan debu di area operasional. Cara ini memang sederhana dan cepat, namun efektivitasnya tidak bertahan lama. Dalam waktu singkat setelah penyiraman, air akan menguap akibat panas matahari atau aktivitas kendaraan berat, sehingga debu kembali beterbangan. Akibatnya, penyiraman harus dilakukan berulang kali dalam sehari, membutuhkan volume air yang sangat besar serta biaya tambahan untuk bahan bakar, tenaga kerja, dan perawatan kendaraan tangki air. Kondisi ini membuat biaya operasional meningkat, sementara hasilnya tidak selalu optimal.

Di sinilah road dust suppressant hadir sebagai solusi yang lebih efisien. Produk ini bekerja secara kimiawi dengan mengikat partikel halus di permukaan jalan agar tidak mudah terlepas ke udara. Road dust suppressant mampu menjaga kelembapan tanah lebih lama dan menstabilkan struktur jalan, bahkan di bawah kondisi lalu lintas alat berat dan cuaca kering. Selain menekan frekuensi penyiraman dan konsumsi air, penerapan road dust suppressant secara tidak langsung juga menghemat bahan bakar alat berat, dan mendukung kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.

Greendust DPA-Series

Greendust DPA-Series merupakan road dust suppressant dari PT Green Chemicals Indonesia yang berbasis campuran polimer dan dirancang untuk menangani permasalahan debu, terutama pada jalan hauling di area pertambangan. Produk ini dikembangkan untuk membantu perusahaan tambang mengurangi risiko kecelakaan kerja serta dampak kesehatan yang disebabkan oleh paparan debu berlebih di lingkungan operasional. Greendust DPA-Series bekerja dengan cara mengikat partikel debu di permukaan jalan sehingga tidak mudah terangkat oleh angin maupun lalu lintas alat berat. Beberapa manfaat yang diperoleh dari produk ini yaitu:

  • Aman dan mudah digunakan
  • Tidak korosif dan aman untuk semua peralatan
  • Ramah lingkungan
  • Memaksimalkan kegiatan operasional di lapangan
  • Memberikan efek akumulatif dengan penggunaan rutin dan berulang
  • Membantu mengurangi jalan yang licin saat hujan
  • Dosis yang variatif sesuai dengan kebutuhan

Sebelum Greendust DPA-Series digunakan secara rutin, diperlukan tahap initial treatment terlebih dahulu. Initial treatment adalah proses penyiraman awal yang bertujuan untuk membentuk lapisan pengikat debu di permukaan jalan, sehingga efektivitas penekanan debu dapat maksimal dan bertahan lebih lama. Untuk initial treatment, Greendust DPA-99 disarankan disemprotkan sebanyak 3–4 kali dalam satu hari menggunakan water tank truck. Setelah lapisan terbentuk, treatment selanjutnya dilakukan dengan penyiraman 1–3 kali dalam satu hari, tergantung pada kondisi jalan, cuaca, dan intensitas lalu lintas alat berat.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk road dust suppressant, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

 

Read More
Highlights 24 September 2025

Passivation Chemical Treatment, Perlindungan Logam pada Cooling Water System

Passivation bukan sekadar istilah teknis dalam dunia perawatan sistem industri, melainkan langkah penting yang menentukan seberapa andal sebuah Cooling Water System dapat bertahan dalam jangka panjang. Sebagai jantung dari proses pendinginan, sistem ini berperan menjaga stabilitas suhu pada berbagai peralatan penting seperti kondensor hingga heat exchanger agar operasional industri tetap efisien dan aman.

Namun, realitanya tidak sesederhana itu. Cooling water system selalu berhadapan dengan tantangan yang kompleks: korosi yang menggerogoti logam, scaling yang menurunkan efisiensi perpindahan panas, serta fouling yang memperburuk kualitas aliran air. Jika dibiarkan, masalah-masalah ini dapat menimbulkan kerusakan serius, downtime produksi, bahkan lonjakan biaya perawatan.

Di sinilah pentingnya perlindungan logam. Tanpa perlindungan yang memadai, umur pakai sistem pendingin menjadi lebih singkat dan risiko operasional meningkat. Sebaliknya, dengan strategi perlindungan yang tepat, industri tidak hanya memperpanjang masa pakai peralatan, tetapi juga memastikan keberlanjutan operasional yang lebih efisien.

Pelindungan Permukaan Logam pada Cooling Water System

Pemilihan material logam cukup krusial karena langsung memengaruhi ketahanan dari peralatan. Setiap jenis logam memiliki karakteristik unik, baik dari sisi biaya, kekuatan, maupun ketahanan terhadap korosi dan fouling.

  • Besi (Fe). Digunakan secara luas karena mudah diperoleh dan murah. Namun, besi murni sangat rentan terhadap korosi sehingga jarang dipakai tanpa perlindungan tambahan.
  • Baja (Carbon Steel & Stainless Steel). Carbon steel banyak digunakan karena harganya terjangkau dan memiliki kekuatan mekanis yang baik. Meski begitu, sifatnya kurang tahan terhadap korosi sehingga sering membutuhkan coating. Sebaliknya, stainless steel menawarkan ketahanan korosi lebih baik, meski biayanya lebih tinggi.
  • Tembaga (Cu) dan Paduannya (Brass, Cu-Ni). Tembaga dan paduannya terkenal memiliki konduktivitas termal tinggi sehingga efektif dalam transfer panas. Brass banyak dipakai pada kondensor, sedangkan paduan Cu-Ni memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap lingkungan laut atau air dengan kandungan garam tinggi.

Pada praktiknya, tidak ada satu jenis logam yang mampu memenuhi semua kebutuhan cooling water system secara sempurna. Logam dengan harga lebih murah, seperti carbon steel, memang menarik dari sisi investasi awal, namun sifatnya lebih rentan terhadap korosi sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk perawatan. Sebaliknya, logam dengan ketahanan korosi tinggi, misalnya stainless steel atau paduan tembaga-nikel, memiliki umur pakai lebih panjang dan performa lebih stabil, tetapi harganya jauh lebih tinggi sehingga sering kali memberatkan dari sisi anggaran. 

Selain itu, ada pula pertimbangan kemampuan termal. Logam seperti tembaga unggul dalam menghantarkan panas, sehingga meningkatkan efisiensi sistem, namun tidak selalu cocok dipakai di semua kondisi air. Inilah sebabnya, pemilihan material untuk cooling water system biasanya merupakan hasil kompromi antara faktor biaya, ketahanan terhadap kerusakan, dan kebutuhan termal sesuai kondisi operasional masing-masing industri.

Passivation Agent

Sebagai langkah pencegahan korosi sejak dini, penggunaan passivation agent menjadi salah satu solusi dalam pengelolaan cooling water system. Salah satu produk yang direkomendasikan adalah Greencool PV-Series, yang diformulasikan khusus untuk sistem pendingin baik tipe open maupun closed system.

Greencool PV-Series bekerja dengan membentuk lapisan pasif pelindung pada permukaan logam seperti besi, baja, dan tembaga. Lapisan ini mencegah terjadinya korosi awal yang kerap muncul setelah proses cleaning atau pada fase start-up sistem baru. Beberapa manfaat utama Greencool PV-Series:

  • Mencegah korosi primer pada fase awal pengoperasian sistem.
  • Menstabilkan permukaan logam setelah pembersihan kimia.
  • Memperpanjang masa pakai sistem pendingin.
  • Mengoptimalkan efektivitas program chemical treatment lanjutan.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk passivation agent cooling water system, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

Read More
Highlights 15 September 2025

Antiscalant, Chemical Pencegah Kerak pada RO

Antiscalant merupakan bahan kimia yang digunakan dalam menjaga kinerja sistem pemurnian air, khususnya Reverse Osmosis (RO). Air bersih sendiri adalah kebutuhan vital di hampir semua sektor industri, mulai dari makanan & minuman, farmasi, elektronik, hingga pembangkit listrik. Kualitas air yang digunakan sangat menentukan kelancaran proses produksi maupun mutu produk akhir.

Salah satu teknologi pemurnian air yang banyak digunakan adalah Reverse Osmosis (RO). Dengan membran semi-permeabel, sistem ini mampu menghasilkan air dengan tingkat kemurnian tinggi yang sulit dicapai dengan metode konvensional.

Namun, di balik keunggulannya, sistem RO memiliki tantangan besar: terbentuknya kerak (scale) pada membran. Jika tidak dikendalikan, kerak akan menurunkan performa RO dan merusak membran. Di sinilah peran antiscalant menjadi sangat penting—mencegah terbentuknya kerak dan memastikan sistem RO bekerja optimal dalam jangka panjang.

Apa Itu Antiscalant?

Dalam sistem Reverse Osmosis (RO), salah satu masalah utama yang sering muncul adalah terbentuknya kerak (scale) pada membran. Kerak ini berasal dari mineral-mineral terlarut dalam air seperti kalsium, magnesium, silika, dan sulfat, yang kemudian mengendap dan mengganggu kinerja membran.

Untuk mencegah hal tersebut, digunakanlah antiscalant – bahan kimia yang berfungsi menghambat proses pembentukan kerak sehingga membran RO tetap bersih dan beroperasi secara optimal. Antiscalant bekerja dengan beberapa cara:

  • Menghambat kristalisasi mineral, mencegah ion-ion penyebab kerak menyatu dan membentuk kristal.
  • Menjaga mineral tetap larut, membuat mineral tetap dalam bentuk terlarut sehingga tidak menempel pada permukaan membran.
  • Mengganggu pertumbuhan kristal, bila ada kristal yang mulai terbentuk, antiscalant dapat mengubah struktur kristalnya sehingga tidak stabil dan tidak bisa menempel kuat.

Pemilihan jenis antiscalant biasanya disesuaikan dengan komposisi air baku dan tingkat risiko scaling pada sistem. Sering kali, antiscalant disamakan dengan cleaning chemical yang digunakan dalam pengolahan air, padahal fungsinya berbeda. Antiscalant adalah solusi pencegahan (preventive treatment), sementara cleaning chemical pada umumnya lebih mengarah ke pengendalian atau pembersihan setelah masalah muncul.

Sistem RO dan Kerentanannya terhadap Scale

Reverse Osmosis (RO) adalah teknologi pemurnian air yang menggunakan membran semi-permeabel untuk menyaring partikel, mineral, garam, dan kontaminan terlarut. Air bertekanan tinggi dipaksa melewati membran, sehingga molekul air murni dapat lolos, sementara ion mineral dan kotoran tertahan.

Sistem RO mampu menghasilkan air dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi, hal ini menjadikannya banyak digunakan di industri makanan & minuman, farmasi, elektronik, hingga pembangkit listrik. Meski efektif, sistem RO punya kelemahan: membrannya sangat sensitif terhadap kerak (scale). Beberapa penyebab utama terbentuknya scale adalah:

  • Feed water dengan TDS (Total Dissolved Solids) tinggi. Semakin banyak mineral terlarut dalam air baku, semakin besar potensi terbentuknya kerak.
  • Kesadahan air. Kalsium dan magnesium adalah penyumbang utama kerak kalsium karbonat dan kalsium sulfat.
  • Kandungan silika. Silika sangat sulit dihilangkan dan dapat membentuk kerak keras yang sulit dibersihkan dari permukaan membran.

Bagaimana Jika Tidak Menggunakan Antiscalant?

Ketika kondisi air baku tidak dikendalikan dengan benar, risiko scaling akan meningkat drastis. Jika tidak segera ditangani, kerak akan terbentuk lebih cepat pada permukaan membrane, penurunan aliran permeate (air hasil RO) sehingga kapasitas produksi tidak stabil, dan meningkatnya tekanan pompa akibat tersumbatnya jalur air.

Dalam hitungan minggu hingga bulan, performa RO sudah bisa turun drastis. Kerak yang tidak terkontrol akan sulit dibersihkan, bahkan dengan CIP (Cleaning in Place). Umur membran yang seharusnya bertahan 3–5 tahun, bisa rusak hanya dalam 1–2 tahun. sistem harus sering berhenti untuk perawatan atau penggantian membran.

Menggunakan antiscalant memang menambah biaya operasional, tetapi jumlahnya relatif kecil jika dibandingkan dengan risiko kerusakan membran. Dengan kata lain, investasi pada antiscalant jauh lebih murah dibandingkan biaya akibat kerusakan membran RO.

Produk Antiscalant Reverse Osmosis

Untuk menjaga performa sistem RO tetap maksimal, pemilihan antiscalant tidak bisa sembarangan. Dibutuhkan produk yang efektif mencegah kerak, aman untuk lingkungan, sekaligus stabil dalam berbagai kondisi operasi. Greenhydro RO-1011 SI hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut. Produk ini merupakan scale inhibitor berbasis polimer yang bebas phosphate, sehingga tidak menimbulkan risiko pencemaran pada air limbah (reject).

Formulasinya dirancang khusus untuk memberikan perlindungan menyeluruh terhadap berbagai jenis kerak yang umum muncul pada sistem RO, termasuk karbonat, Calcium sulfate, Barium sulfate, dan Calcium fluoride. Manfaat Greenhydro RO-1011 SI diantaranya:

  • Ramah lingkungan – karena tidak mengandung phosphate, pembuangan reject tidak menimbulkan dampak negatif pada ekosistem.
  • Perlindungan optimal – mencegah terbentuknya berbagai jenis kerak sehingga sistem RO dapat beroperasi lebih stabil dan efisien.
  • Stabil pada kondisi ekstrem – tetap efektif meskipun feed water memiliki pH tinggi/rendah, salinitas tinggi, atau kandungan ion besi dan aluminium.

Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk antiscalant untuk sistem reverse osmosis, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui  Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

Read More